Senin, 29 Juli 2013

Kukang, Sang Penghuni Madagaskar

Siapa yang tak kenal dengan hewan bernama kukang? Hewan kecil ini tiba-tiba mencuat namanya pada film seri Madagascar. Dalam film itu, kukang yang bernama King Julien menganggap dirinya sebagai raja. Dia bersama ratusan bahkan ribuan kukang lainnya hidup secara berkelompok dan menguasai suatu pulau yang bernama Madagaskar.
Ssstt! Tidak semua cerita di film tersebut bohong. Hampir semuanya benar jika kukang adalah benar-benar berasal dari Madagaskar. Selain itu, kukang-kukang itu juga hidup secara berkelompok, bukan secara sendiri-sendiri. Hihi… yang pastinya mereka ingin menguasai pulau itu sendirian. :)

Kukang, dalam bahasa ilmiahnya Nycticebus coucang, adalah hewan yang berasal dari Afrika bagian selatan, tepatnya di pulau Madagaskar. Hewan ini memiliki ciri-ciri yang unik, antara lain warna bulu tubuhnya yang berwarna melingkar. Tak heran jika banyak orang memanggilnya dengan Si Ekor Cincin. Bahkan, si penguin di film seri Madagascar pun ikut memanggilnya “Ring tail”. Hehehe.
Si Ekor Cincin (foto: National Geographic)
SI EKOR CINCIN (FOTO: NATIONAL GEOGRAPHIC)
Kukang adalah hewan yang sangat malu-malu. Tak tahu mengapa, namun mereka sangat jinak sehingga banyak orang mengambilnya dan menjadikan kukang-kukang itu sebagai hewan peliharaannya. Hukum di Indonesia telah menyatakan bahwa perdagangan kukang merupakan ilegal. Jadi, siapa saja yang memperjualbelikan kukang-kukang itu, maka dia dianggap sebagai kriminal.
Di saat mencari makanan, kukang menggunakan tangan dan kaki untuk bergerak. Mereka tidak dapat menggunakan ekor-ekornya untuk bergelantungan di pohon, seperti yang biasa monyet lakukan. Mereka tidak selalu bermain di pepohonan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermain di tanah, bersama koloni mereka. Makanan utama mereka adalah buah-buahan serta daun-daunan. Mereka mencari makanan secara berkelompok.
Para ahli memperkirakan kukang memiliki indera penciuman yang hebat. Dengan mengandalkan bau-bauan yang dihasilkan dari sebuah kelenjar di tubuh mereka, mereka berkomunikasi menggunakan bau-bauan dengan sesamanya. Bau-bauan yang unik itu juga digunakan untuk menandai daerah kekuasaan mereka.
Di saat musim kawin, para kukang berebut untuk menentukan siapa yang paling kuat. Mereka mengoleskan bau unik itu pada ekornya, lalu mengibas-kibaskannya ke udara. Siapa yang paling kuat baunya, dialah yang dianggap sebagai pemenangnya.
Ngomong-ngomong soal koloni, mereka memiliki sekitar 30 ekor kukang di dalam satu kelompok. Tentunya, di dalam kelompok itu pasti ada pemimpinnya. Kukang yang dinobatkan sebagai pemimpin di setiap kelompok bukanlah kukang jantan, namun kukang betina. Wuih! Hebat ya!
Sayangnya, kukang sekarang berada dalam posisi hewan yang terancam punah. Sebabnya, hutan yang menjadi rumah mereka semakin lama semakin sedikit. Kita seharusnya dapat menjaga hutan karena banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Salah satunya, menjadi tempat bernaung hewan lucu ini. Setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar